IHDN Denpasar Bersiap Jadi Universitas

Tepat pada tanggal 8 Nopember 2019, Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar (IHDN Denpasar) memasuki 15 tahun, usia yang menjadikan perguruan tinggi negeri berbasis agama Hindu ini terus merefleksi dan mengevaluasi diri untuk meningkatkan kualitas. Termasuk di antaranya bersiap menjadi universitas dengan segala tantangannya.

Dikutip dari harian Nusabali, Rektor IHDN Denpasar, Prof Dr Drs I Gusti Ngurah Sudiana MSi menyebutkan bahwa Dies Natalis adalah momentum untuk kami merefleksi diri, apa saja yang sudah dilakukan untuk mewujudkan visi terdepan dalam Dharma, Widya, dan Budaya. Jika sudah, maka sudah sejauh mana mewujudkannya. Sejauh mana berkontribusi untuk kemajuan bidang agama, baik oleh civitas akademika maupun lulusannya.

Menurut Prof. I Gusti Ngurah Sudiana, visi menjadi terdepan dalam Dharma, Widya, dan Budaya diwujudkan dalam berbagai sumbangsih dan kerja nyata. Visi terdepan di dalam Dharma misalnya, diwujudkan oleh IHDN Denpasar dengan melaksanakan pengabdian masyarakat keliling Indonesia di antaranya memberikan pencerahan agama kepada masyarakat umum, pemangku, serati banten, dan membina perguruan tinggi keagamaan Hindu swasta lainnya. “IHDN Denpasar juga sudah mengikrarkan diri menjadi kampus kerukunan, sebagai simbol ingin terdepan di dalam Dharma. Karena kerukunan itu penting dan menjadi kunci bahwa IHDN Denpasar itu bisa disuritauladani oleh umat. Dharma itu kuncinya adalah rukun dan damai,” jelasnya.

Sedangkan visi terdepan dalam Widya, perkembangan IHDN Denpasar kini mulai dilirik oleh masyarakat. IHDN Denpasar saat ini banyak menamatkan tokoh, pejabat, pemangku, sulinggih, dan kalangan lainnya. Ini berarti IHDN Denpasar dibutuhkan ilmunya (widya). Selain itu, akademisi IHDN Denpasar telah memperbanyak jurnal internasional, tulisan, serta penerbitan buku. “Dua tahun terakhir penerimaan mahasiswa di IHDN Denpasar, kami sampai tidak bisa menampung semua yang daftar, baik S1, S2, dan S3. Ini artinya IHDN Denpasar sudah dilirik oleh masyarakat. Tidak hanya orang Indonesia, tapi orang luar negeri juga kuliah di sini, meskipun tidak banyak,” terang akademisi yang juga menjabat Ketua PHDI Bali ini.

Sementara visi terdepan dalam Budaya, diwujudkan dalam bentuk berperan aktif dalam kegiatan budaya dan kearifan lokal. IHDN Denpasar yang memiliki Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Tari dan Tabuh, Dharmagita, aktif ngayah di berbagai daerah di Bali. Bahkan masyarakat sampai mengundang ke Manado, Jayapura, dan berbagai daerah di luar Bali. “Tidak hanya ngayah, IHDN Denpasar juga berpartisipasi dalam festival seni seperti Pesta Kesenian Bali, dan gebyar seni lainnya,” imbuh Prof Sudiana.

Perjalanan IHDN Denpasar sejak awal tidaklah mudah. Namun, secara perlahan IHDN Denpasar terus menunjukkan kualitasnya. Kini, IHDN Denpasar tengah menanti ‘kado’ peningkatan status lembaga pendidikan menjadi universitas. Menurut Ketua Lembaga Penjaminan Mutu IHDN Denpasar, Dr. I Ketut Sudarsana, S.Ag., M.Pd.H. menyebutkan bahwa kebijakan arah pengembangan IHDN Denpasar dewasa ini mulai mengacu kepada paradigma baru yang bertumpu pada tiga tungku, yakni : kemandirian (autonomy), akuntabilitas (acconlubility), dan jaminan kualitas (quality assurance). Kemandirian IHDN Denpasar diarahkan pada pemberian otonomi yang lebih besar; bukan saja dalam pengelolaan (manajemen) tetapi juga dalam rancangan kurikulum, pengembangan program, kebebasan akademik, otonomi keilmuan dan pembinaan semua sumber daya yang ada.

Lebih lanjut Dr. I Ketut Sudarsana, S.Ag., M.Pd.H. juga menyebutkan pengembangan akuntabilitas IHDN Denpasar diarahkan pada peningkatan kemampuan dalam mencapai tujuan seperti yang telah direncanakan, serta memberikan hasil yang maksimal bagi pembangunan bangsa. Karena itu, peningkatan akuntabilitas IHDN Denpasar diharapkan mampu mendorong setiap komponen IHDN Denpasar memaksimalkan penggunaan dan pengelolaan semua sumber daya yang ada secara efektif dan efisien sehingga memberikan hasil seperti yang diharapkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.